Ada banyak profesi atau pekerjaan yang kita temui di Indonesia ini. Meski demikian, sepertinya ada beberapa pekerjaan yang kurang dihargai di negeri ini, meskipun para pelakunya telah berjasa besar. Dilansir dari Idntimes, Kamis (14/5/2015), berikut adalah 5 profesi yang bisa dibilang sepele namun dibayar mahal di luar negeri.

1. Perawat Lansia


Perawat lansia (Kaskus)
Perawat lansia (Kaskus)
Perawat lansia maksimal dibayar sekitar Rp 2 juta di Indonesia, sedikit lebih tinggi dibandingkan bayaran asisten rumah tangga. Tapi orang-orang Kanada dan Jepang rela mengeluarkan sekitar Rp 10-17 juta untuk menggaji seorang perawat lansia.

2. Tukang Ledeng


Tukang ledeng (Kaskus)
Tukang ledeng (Kaskus)
Di Indonesia, pekerjaan ini bisa dibilang pekerjaan serabutan. Padahal, pekerjaan ini sangat diperlukan. Di Amerika Serikat, bayaran seorang tukang ledeng per tahunnya bisa mencapai Rp 500 juta.

3. Tukang Sampah


Tukang sampah (Kaskus)
Tukang sampah (Kaskus)
Meski sudah berurusan dengan sampah yang kotor dan bau, kehidupan tukang sampah di Indonesia hampir semuanya memprihatinkan. Padahal, di Inggris, seorang tukang sampah bisa mendapat gaji hingga lebih dari Rp 25 juta per bulannya. Perbandingannya cukup jauh.

4. Pemadam Kebakaran


Pemadam kebakaran (Kaskus)
Pemadam kebakaran (Kaskus)
Meski merupakan profesi yang berbahaya dan mempertaruhkan nyawa, di Indonesia profesi pemadam kebakaran masih belum sepenuhnya dihargai. Profesi ini kabarnya hanya digaji sekitar Rp 5 juta per bulannya. Padahal di Amerika Serikat, profesi ini bisa dibayar hingga lebih dari Rp 400 juta.

5. Wartawan


Wartawan (Kaskus)
Wartawan (Kaskus)
Profesi yang satu ini juga bisa dibilang merupakan profesi yang kurang dihargai. Bayangkan saja, wartawan bekerja seharian tanpa mengenal waktu, namun bayaran mereka tidak sebanding dengan usaha mereka jika di Indonesia. Dengan gaji sekitar Rp 3 juta, wartawan diminta memberi fakta mengenai kebenaran di lapangan dengan cepat dan akurat. Padahal, di luar negeri, seorang wartawan bisa mendapat gaji lebih dari Rp 300 juta per tahunnya. (tom)

sumber
jadiberita