Adapun lapisan anti air itu terinspirasi dari daun lotus yang tahan terhadap kotoran dan air. Materi piring itu terbuat dari bubur selulosa yang dibuat menjadi lembaran, lalu dicetak dalam temperatur tinggi.
Uniknya, bahan itu tetap dapat mengeras seperti produk yang terbuat dari keramik. KHT Royal Institute of Technology di Stockholm yang mengembangkan teknologi itu menggunakan proses yang disebut Rapid Expansion of Supercritical Solutions (RESS).
Lilin dilarutkan dalam karbondioksida pada suhu dan tekanan tinggi, kemudian disemprotkan pada permukaan piring. Sayangnya, desain piring anti air ini masih berupa prototipe dan teknologi untuk menciptakannya secara massal juga belum siap.
sumber
jadiberita
Advertisement